12.1.12

Gaya Kepemimpinan Wanita

C.E "Tetty" Paruntu (Bupati Minsel)
Gaya kepemimpinan wanita cenderung lebih positif. Schermerhorn (AS, 1999) menemukan bahwa Pemimpin Wanita selalu lebih cenderung untuk bertingkah laku secara demokratik dan mengambil bagian dimana mereka lebih menghormati dan prihatin terhadap pekerjanya / bawahannya dan berbagi ‘kekuasaan’ serta perasaan dengan orang lain. Gaya kepemimpinan ini dikenal sebagai kepemimpinan interatif yang menekankan aspek keseluruhan dan hubungan baik melalui komunikasi dan persepsi yang sama.

Perbandingannya dengan pemimpin pria, lebih cenderung ke arah kepemimpinan “tendency“. Dengan cara ini mereka lebih terarah untuk tetap terjaga dan berkelakuan secara “asertif“. Jika keadaan ini terjadi, maka mereka lebih banyak mengunakan otoritas dari segi tradisional dengan kecenderungan memberi arahan dan nasehat yang lebih banyak.

Kajian yang dijalankan oleh Sharpe (2000) mendapati bahwa wanita selalu lebih mementingkan hubungan interpersonal, komunikasi, motivasi pekerja, berorientasi tugas, dan bersikap lebih demokratis dibandingkan dengan lelaki yang lebih mementingkan aspek perancangan strategik dan analisa. Penelitian tersebut juga mendapati bahwa wanita mendapat nilai lebih tinggi dari segi penilaian kerja dibandingkan lelaki.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar